Apa yang kamu cari?

Kesenangan, lihat di enjoy
Pembelajaran, lihat di learn
Semangat, lihat di inspire


Saturday 24 October 2009

Stigma Pendidikan

Sekolah dengan sistem pendidikan seperti ini sudah cukup berumur. Sudah cukup lama sehingga mampu untuk membuat stigma yang sangat mengakar pada orangtua siswa. Stigma yang selama ini membuat banyak anak-anak merasa terpenjara oleh jeruji tuntutan.

Sudah menjadi pikiran umum pada orangtua siswa bahwa untuk sukses di masa depan, haruslah sekolah. Hal ini terbukti dari berjubelnya orangtua siswa yang ingin mendaftarkan anaknya untuk sekolah di setiap awal tahun ajaran baru.

Padahal, kalau memang mau sukses – katakanlah punya uang yang takkan habis 7 turunan – tak perlu sekolah. Karena dapat apa sih dari sekolah itu? Apa yang jadi jaminan dari pihak sekolah bahwa si anak-didiknya itu akan berhasil di kehidupan kelak? Bualan tentang pelajaran kah?

Para orangtua – karena sudah terkontaminasi – biasanya akan marah ketika melihat anaknya hanya mendapat 5 dalam pelajaran IPA, akan marah ketika si anak tidak dapat ranking 3 besar, akan marah ketika si anak tidak tahu nama planet ke-4 dari matahari, dan akan marah ketika anaknya tidak bisa menghitung pengakaran. Padahal hal itu salah besar. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dari seorang anak. Anak itu bukan sekedar Buku Pintar yang dapat ditanyai semua hal tentang itu. Anak punya karakter dan kemampuan unik. Ketika si anak membantu temannya, berkata jujur, beribadah, dan mencari teman, sebenarnya itulah yang harus disorot dalam perkembangan anak. Karena sudah jelas-jelas si anak tidak akan memakai yang namanya persamaan logaritma ketika ia mau diterima oleh masyarakat.

Masyarakatnya, pada masa depannya, tidak akan lagi bertanya “lulusan mana?” atau “IPK berapa?” pada si anak. Masyarakat jelas-jelas akan melihat kepribadian, kemampuan bersosialisasi, kemampuan bertenggangrasa, kemampuan memecahkan masalah dan etika yang semuanya itu tidak diajarkan di sekolah.

Lantas untuk apa sekolah?

Mindset yang sudah mengakar inilah yang akan membuat Human Index Development Indonesia terus merosot sampai level terbawahnya. Karena itu stigma ini harus segera dihilangkan sebelum anak-anak lain gantung diri karena tertekan dengannya.

0 comments:

Photobucket Photobucket Photobucket

Wanna be inspired? Explore this...