Apa yang kamu cari?

Kesenangan, lihat di enjoy
Pembelajaran, lihat di learn
Semangat, lihat di inspire


Friday 20 November 2009

Pendidikan menurut ki Hajar Dewantara

Soewadri Soerjaningrat, atau Ki Hajar Dewantara, yang kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia patut bersedih. Karena segala cita-citanya dalam dunia pendidikan telah disalahjalurkan oleh sistem ini.

Cita-cita

Dalam perspektif Ki Hajar Dewantara, seseorang dapat dikatakan menjadi terdidik apabila orang tersebut telah memenuhi tiga aspek dari keberadaan manusia. Yaitu : daya cipta (pemikiran), daya karsa (ketrampilan) dan daya rasa (perasaan).

Sebenarnya, jika dikonversikan ke dalam kurikulum sekarang, ketiga poin tersebut sudah dipenuhi. Karena pemikiran adalah arti lain dari kognitif, ketrampilan adalah poin psikomotor, pun perasaan yang merupakan penjelmaan dari poin afektif.

Salah jalur

Namun, sistem pendidikan sekarang ini seolah mengharamkan segala bentuk pemanusiaan seperti yang beliau sampaikan. Pendidikan sekarang tidaklah lagi akan menciptakan kualitas akademisi yang berkepribadian dan akan membentuk budaya bangsa nantinya, melainkan hanya menjadikan para pemilik teori yang susah untuk diterima masyarakat. Karena sudah terlihat dari berbagai kebijakan yang dijalankan yang menunjukkan betapa pendidikan di Indonesia ini hanya menekankan akan pemahaman teori.

Ketika yang menjadi patokan adalah teori, maka lulusannya pun – katakanlah – super pintar tapi ternyata tidak mempunyai karakter. Menjadi sebuah prototype yang pasaran.

Bangsa ini harus segera mereformasi segala bentuk kurikulum dan penekanan yang ada. Kalau kita ingin menghargai Bapak Pendidikan kita, maka kembalikanlah jalur pendidikan seperti yang beliau harapkan pada tahun 1922 dulu. Untuk memanusiakan manusia.

Faktor sukses

Berikut ini adalah hasil survey yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley, Ph.D yang ditulis dalam bukunya, The Millionaire Mind. Survey yang dilakukan di Amerika ini, punya 1.001 responden. Dari 1.001 orang ini, 733 adalah miliuner dengan kekayaan di atas USD 1 juta. Hebat bukan? Daftar faktor sukses ini diurutkan dari yang paling berpengaruh, dan seterusnya.

1. Jujur pada semua orang
2. Disiplin tinggi
3. Supel, pintar bergaul
4. Punya pasangan yang mendukung
5. Kerja keras
6. Cinta pekerjaannya
7. Kepemimpinan yang baik
8. Semangat dan kompetitif
9. Hidup teratur
10. Bisa menjual ide atau produk
11. Investasi dengan bijak
12. Melihat peluang yang tak dilihat orang lain
13. Jadi bos atas diri sendiri, tidak mudah terpengaruh
14. Berani ambil resiko
15. Punya mentor yang baik
16. Berambisi untuk dihormati atau dihargai
17. Bikin usaha sendiri
18. Menemukan peluang
19. Punya energi besar
20. Fisik yang sehat
21. Punya IQ tinggi atau superior
22. Punya keahlian atau spesialisasi
23. Masuk sekolah atau universitas top
24. Mengabaikan kritik yang tiada guna
25. Hidup hemat
26. Iman kuat
27. Beruntung
28. Investasi di perusahaan publik
29. Punya penasehat investasi (keuangan) yang baik
30. Lulus dengan nilai terbaik atau hampir terbaik

Kalau kita lihat hasil survey tersebut, sangat sangat menunjukkan kalau sekolah itu memanglah tiada guna. Karena apa yang akan kita dapatkan dari 12 tahun sekolah dan 4 tahun kuliah hanyalah 4 poin, yaitu : disiplin (itu pun disiplin yang dipaksakan) ; IQ tinggi ; sekolah top ; lulus dengan nilai baik.

Saya bukan mau bilang bahwa seorang yang berpendidikan sukses tak akan sukses hidupnya, hanya saja kita tidak boleh memandang suksestidaknya seseorang hanya dari latar belakang pendidikannya saja. Banyak pula yang berpendidikan rendah malah lebih sukses daripada mereka yang luar biasa dalam pencapaian akademiknya.

Saya juga bukannya antisekolah atau skeptis terhadap pemerintah. Hanya saja, sistem pendidikan – kurikulum – di Indonesia harus segera direformasi karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan global.

Photobucket Photobucket Photobucket

Wanna be inspired? Explore this...