Cita-cita
Dalam perspektif Ki Hajar Dewantara, seseorang dapat dikatakan menjadi terdidik apabila orang tersebut telah memenuhi tiga aspek dari keberadaan manusia. Yaitu : daya cipta (pemikiran), daya karsa (ketrampilan) dan daya rasa (perasaan).
Sebenarnya, jika dikonversikan ke dalam kurikulum sekarang, ketiga poin tersebut sudah dipenuhi. Karena pemikiran adalah arti lain dari kognitif, ketrampilan adalah poin psikomotor, pun perasaan yang merupakan penjelmaan dari poin afektif.
Salah jalur
Namun, sistem pendidikan sekarang ini seolah mengharamkan segala bentuk pemanusiaan seperti yang beliau sampaikan. Pendidikan sekarang tidaklah lagi akan menciptakan kualitas akademisi yang berkepribadian dan akan membentuk budaya bangsa nantinya, melainkan hanya menjadikan para pemilik teori yang susah untuk diterima masyarakat. Karena sudah terlihat dari berbagai kebijakan yang dijalankan yang menunjukkan betapa pendidikan di
Ketika yang menjadi patokan adalah teori, maka lulusannya pun – katakanlah – super pintar tapi ternyata tidak mempunyai karakter. Menjadi sebuah prototype yang pasaran.
Bangsa ini harus segera mereformasi segala bentuk kurikulum dan penekanan yang ada. Kalau kita ingin menghargai Bapak Pendidikan kita, maka kembalikanlah jalur pendidikan seperti yang beliau harapkan pada tahun 1922 dulu. Untuk memanusiakan manusia.